Abi Doto Siraj, Ulama Muda Santun dan Tegas dari Barsela
Banda Aceh, 12 Februari 2024
#Sosok Figur Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh
Di tengah semaraknya kehidupan keagamaan di Nanggroe Aceh Darussalam, seorang anak muda telah tampil dan terampil dengan dedikasi terbilang luar biasa dalam memajukan pendidikan Islam dan kegiatan keagamaan. Nama lengkapnya, Dr. Tgk. Sirajuddin Saman, MA, yang lebih akrab disapa Abi Doto atawa Abu Doto Siraj, telah menjadi cahaya penerang bagi banyak orang, terutama di bidang pendidikan agama dan mengasuh majlis zikir dan kajin lepas di berbagai tempat, kantor – rumah hingga hotel berbintang.
Abi Doktor Siraj, dalam bahasa Arab bermakna penerang dan lampu. Sementara ad-Din bermakna agama, arti lengkapnya lampu penerang agama. Namanya sesuai dengan artinya dalam realitas dunia nyata.
Abi Siraj dilahirkan di Arongan pada 11 Mei 1975, dari keluarga yang memiliki kedalaman akar keislaman. Ayahnya, Tgk. M. Saman Ali, dan ibunya, Nur Hafsah, telah memberikan fondasi kuat bagi Abi Doktor Siraj untuk meniti karirnya dalam bidang keagamaan. Dari usia muda, Abi Doktor Siraj telah menunjukkan minat yang mendalam dalam memperdalam ilmu agama.
Pendidikan formal Abi Doktor Siraj dimulai dari langkah-langkah kecil di SD Negeri Arongan Woyla, yang berhasil diselesaikan pada tahun 1985. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri Arongan dan tamat pada tahun 1988. Selanjutnya, Abi Doktor Siraj terus menapaki jalan pendidikan dengan memasuki Madrasah Aliyah Pesantren Serambi Mekkah, yang diselesaikan pada tahun 2003.
Namun, hasratnya untuk terus belajar tidak pernah padam. Abi Doktor Siraj kemudian melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dengan menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di STAI Teungku Dirundeng, lalu melanjutkan ke S2 di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan mencapai puncaknya dengan gelar doktor (S3) dari UIN Ar-Raniry pada tahun 2020.
Selama perjalanan pendidikannya, Abi Doktor Siraj tidak hanya fokus pada ilmu formal di bangku sekolah atau perguruan tinggi, tetapi juga mendalami ilmu agama di berbagai pesantren terkemuka di Aceh. Beliau menghabiskan waktu di Dayah Raudhatul Jinan Kubu Arongan Lambalek, Dayah Babussa’adah Gurah Peukan Bada, Dayah Serambi Mekkah Blang Beurandang Johan Pahlawan Aceh Barat, Dayah Darussalam Blang Poroh Labuhan Haji Barat Aceh Selatan, dan Dayah Asaasunnajaah Ateuk Lueng Ie Ingin Jaya Aceh Besar.
Pengalaman di berbagai pesantren ini membekali Abi Doktor Siraj dengan pengetahuan yang luas tentang agama Islam serta keterampilan manajemen dan kepemimpinan yang sangat dibutuhkan dalam mengelola pesantren.
Namun, peran Abi Doktor Siraj tidak hanya terbatas pada ranah pendidikan formal. Beliau juga telah memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai organisasi dan kelembagaan Islam di Aceh. Abi Doktor Siraj sekarang aktif menjabat sebagai pimpinan Dayah Khamsatul Anwar di Denong, Darul Imarah, Aceh Besar, serta sebagai Dewan Penasehat Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.
Tidak hanya itu, Abi Doktor Siraj juga terlibat aktif dalam banyak posisi penting di berbagai organisasi Islam, seperti menjadi Sekretaris III FKPD Aceh Barat periode 2004-2007, anggota Dewan Paripurna Ulama MPU Aceh Barat tahun 2006, dan berbagai peran lainnya yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
Dalam perannya di masyarakat, Abi Doktor Siraj juga menjadi pengasuh majelis ta’lim di beberapa kampung di Banda Aceh dan Aceh Besar, menyebarkan ilmu agama dan mendidik masyarakat setempat tentang nilai-nilai Islam.
Selain kesibukannya dalam dunia pendidikan dan organisasi, Abi Doktor Siraj juga tidak melupakan peran dan tanggung jawabnya dalam kehidupan pribadi. Beliau telah menikah dengan Uswatul Hasanah dan dikaruniai lima orang anak yang menjadi sumber kebahagiaan dan kebanggaannya.
Tidak hanya itu, perjalanan hidup Abi Doktor juga dipenuhi dengan keberkahan dalam bidang keluarga. Beliau menikah pertama kali dengan Mawaddah warahmah Waly, dan dikaruniai dua putra, Syakirurrahman dan Muhammad Musahhal. Setelahnya, Abi Doktor menikah dengan Uswatun Hasanah, yang melahirkan tiga putri, Rif’atul Mufti, Shabira Nadhifah, dan Zakiya Thahirah.
Kisah hidup Dr. Tgk. Sirajuddin Saman, MA, mencerminkan semangat dan dedikasi tinggi dalam memperjuangkan pendidikan Islam dan kehidupan keagamaan di Aceh.
Dengan ilmu, pengalaman, dan kepeduliannya terhadap masyarakat, Abi Doktor Siraj menjadi teladan bagi banyak generasi muda yang ingin mengabdikan diri dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Ilmu agama di dayah dan kampus.
Simpul Kata
Dr. Tgk. Sirajuddin Saman, MA, telah membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkontribusi dalam memajukan pendidikan dan kehidupan keagamaan. Dengan semangat dan dedikasinya, Abi Doktor Siraj telah menjadi teladan bagi banyak orang, terutama di wilayah Aceh, dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam jalur dakwah dan pendidikan.
Semoga kisah perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda untuk terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai agama. (M31)