TGK. Akmal Abzal, S.HI, Sosok Inspiratif Dari Dayah Aceh

admin

#Topik Sosok
TGK. Akmal Abzal, S.HI, Sosok Inspiratif Dari Dayah Aceh

Pengenalan Awal

Lahir di Manggeng, Aceh Selatan yang kini berubah menjadi Abdya, pada tanggal 14 Juli 1975, TGK. Akmal Abzal, S.HI, merupakan sosok yang menginspirasi banyak orang melalui perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi dan pengabdian kepada agama, pendidikan, dan masyarakat Aceh.

Sejak kecil, Akmal Abzal telah ditempah dengan nilai-nilai agama melalui pendidikan di Dayah Bustanul Huda Blang Pidie dan  Bahrul Ulum Diniyyah Islamiah (BUDI) Lamno Aceh Jaya. Kedewasaan dan kearifan yang dimilikinya sejak masa muda menjadikannya teladan bagi teman-teman sebayanya.

Perjalanan Pendidikan dan Keilmuan

Setelah menamatkan pendidikan menengahnya, Akmal Abzal melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Darussalam, di mana ia mendalami ilmu hukum Islam dan meraih gelar Sarjana Hukum Islam (S.HI) pada tahun 2003. Di sini, ia tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan dan organisasi kemahasiswaan, memperkaya pengetahuannya dan memperluas jaringan dalam lingkup keilmuan.

Kontribusi dalam Pembangunan Aceh Pasca-Tsunami

Pada tahun 2004, Aceh dilanda tsunami dahsyat yang mengakibatkan kerusakan besar-besaran dan menelan ribuan korban jiwa. Akmal Abzal turut berperan dalam upaya pemulihan pasca-bencana tersebut dengan bergabung dalam Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias (NAD-NIAS). Sebagai Manager Pengaduan Bidang Komunikasi, dia terlibat langsung dalam penyaluran bantuan dan penyampaian informasi kepada masyarakat tentang program-program rekonstruksi dan rehabilitasi yang dilakukan oleh pemerintah, serta mengkoordinasikan upaya-upaya tersebut di tingkat lapangan.

Peran Politik dan Pemilihan Umum

Selain terlibat dalam pembangunan pasca-bencana, Akmal Abzal juga pernah di percaya oleh  Sentral Infarmasi Rakyat Aceh ( SIRA) untuk memandu Sidang Umum Masyarakat Pejuang Referendum Aceh Tahun 1999, yang membanjiri halaman Mesjid Raya Baiturahman dan kota Banda Aceh sekaligus memiliki peran penting dalam proses demokratisasi di Aceh pasca damai dari konflik.  Antara tahun 2008-2013 dan 2018 hingga 2023, dia menjabat sebagai Anggota Komisioner Independen Pemilihan (KIP) Aceh, di mana dia bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilihan umum yang adil dan demokratis di provinsi tersebut.  Keberhasilan dan integritasnya dalam menjalankan tugas ini membuktikan komitmen dan dedikasinya terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang sehat.

Dakwah dan Kiprah Keagamaan

Selain dari segi pendidikan dan pembangunan, Akmal Abzal juga aktif dalam kegiatan dakwah dan organisasi keagamaan. Sejak menjadi mahasiswa, dia telah terlibat dalam berbagai organisasi, termasuk Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah (IMADA) Aceh dan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Sebagai pendiri IMADA Aceh dan anggota HUDA, dia telah berperan aktif dalam memajukan pendidikan agama di Aceh. Dan sekarang juga sedang mewaqafkan diri dalam menjalan lembaga pendidikan Islam Al Anshar Lambaro sebagai sarana pendidikan dini bagi generasi bangsa

Kehidupan Pribadi dan Kontribusi Keluarga

Di tengah kesibukannya dalam berbagai aktivitas sosial dan keagamaan, Akmal Abzal juga telah menemukan kebahagiaan dalam kehidupan pribadinya. Akmal menikah dengan seorang gadis cantik asal Kota Lhokseumawe dan mereka telah menjalani hidup bersama dengan penuh kasih sayang dan saling mendukung. Memiliki 3 anak yang sehat dan ceria kian menampakan kebahagian sesungguhnya. Keharmonisan keluarganya menjadi contoh bagi banyak orang dalam membangun hubungan yang baik dan berkelanjutan menuju rumah tangga sakinah mawaddah.

Simpul

TGK. Akmal Abzal, S.HI, S.Sos merupakan sosok yang tak hanya menjadi kebanggaan Dayah Aceh, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang di dalam dan luar negeri. Dengan dedikasi, komitmen, dan integritasnya, beliau telah membuktikan bahwa keberhasilan dalam berbagai bidang, baik itu pendidikan, pembangunan, politik, maupun keagamaan, dapat dicapai dengan ketulusan hati, kerja keras dan tekad yang kuat. Keberadaannya membawa harapan dan optimisme bagi masa depan yang lebih baik bagi generasi dan masyarakat Aceh serta Indonesia secara keseluruhan. [*]

Also Read

Tags